Tidur adalah kebutuhan dasar manusia, namun dalam pandangan Islam, ia memiliki dimensi spiritual yang mendalam. Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, seorang ulama besar dalam bidang tasawuf dan fikih, menguraikan adab-adab (etika) tidur dalam karyanya yang terkenal, Kitab Bidayatul Hidayah (Permulaan Petunjuk). Menurut beliau, tidur yang ideal adalah tidur yang dipersiapkan, disadari, dan diniatkan sebagai upaya untuk beribadah dan mempersiapkan diri menghadapi kematian.
Imam Al-Ghazali mengingatkan bahwa tidur adalah semacam "kematian kecil" (al-maut al-shughra). Dengan menyadari hal ini, seorang Muslim akan mengisi waktu sebelum tidurnya dengan amalan yang baik, sehingga jika ruhnya diambil saat tidur, ia akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam keadaan suci dan berzikir.
Adab-Adab Sebelum Tidur
Dalam Bidayatul Hidayah, Imam Al-Ghazali menjelaskan beberapa etika yang wajib dilakukan oleh seorang hamba sebelum memejamkan mata:
1. Muhasabah (Introspeksi Diri) dan Taubat
Sebelum tidur, seorang Muslim dianjurkan untuk melakukan muhasabah, yaitu mengevaluasi dan menghisab perbuatan yang telah dilakukan sepanjang hari. Jika terdapat dosa atau kesalahan, ia harus segera bertaubat dan berniat untuk tidak mengulanginya.
وَحَاسِبْ نَفْسَكَ عَلَى مَا قَدَّمْتَ فِي نَهَارِكَ
Artinya: "Dan hisablah dirimu atas apa yang telah kamu perbuat sepanjang harimu."
2. Bersuci (Wudhu)
Tidur dalam keadaan suci adalah adab utama yang sangat dianjurkan. Wudhu sebelum tidur akan memastikan ruh naik ke 'Arasy dalam keadaan bersih.
وَإِذَا أَرَدتَ النَّومَ فَتَوَضَّأْ كَوُضُوئِكَ لِلصَّلَاةِ
Artinya: "Jika engkau hendak tidur, maka berwudhulah sebagaimana wudhumu untuk shalat."
3. Posisi Tidur dan Menghadap Kiblat
Imam Al-Ghazali menganjurkan agar tempat tidur diatur sedemikian rupa sehingga memungkinkan seseorang tidur dengan menghadap kiblat. Posisi tidur yang disunnahkan adalah miring ke sisi kanan (al-idtijā' 'alā al-janb al-ayman).
Posisi ini disamakan dengan posisi mayit di liang lahat, sebagai pengingat bahwa tidur adalah ibarat kematian, dan bangun adalah kebangkitan.
4. Berzikir Kepada Allah
Seorang hamba harus berusaha agar tidur menyergapnya dalam keadaan lisan dan hatinya berzikir kepada Allah Ta'ala. Ini dapat dilakukan dengan membaca doa-doa, ayat Al-Qur'an, dan zikir
ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى جَنْبِكَ الأَيْمَنِ، وَاذْكُرِ اللَّهَ حَتَّى تَغْلِبَكَ عَيْنَاكَ
Artinya: "Kemudian berbaringlah di sisi kananmu, dan berzikirlah kepada Allah hingga matamu mengalahkanmu (tertidur)."
5. Membaca Doa dan Surat Pilihan
Beberapa amalan zikir dan bacaan yang disunnahkan sebelum tidur, di antaranya:
* Doa Sebelum Tidur:
اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ
Artinya: "Ya Allah, dengan nama-Mu aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati." (HR. Bukhari dan Muslim)
* Doa menyerahkan jiwa kepada Allah:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِي وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْلَهَا
Artinya: "Ya Allah, sesungguhnya Engkau menciptakan jiwaku, dan Engkaulah yang mewafatkannya. Bagi-Mu kematiannya dan kehidupannya. Jika Engkau menghidupkannya, maka jagalah ia. Dan jika Engkau mematikannya, maka ampunilah ia." (HR. Muslim)
* Membaca Surat Al-Mulk (Tabarak), karena disebutkan dapat menjadi pelindung.
* Membaca Ayat dan Surah Pendek:
Ayatul Kursi (QS. Al-Baqarah: 255).
Dua ayat terakhir Surah Al-Baqarah
Surah Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Nas
(masing-masing 3 kali, lalu diusapkan ke seluruh tubuh).
Tasbih, Tahmid, dan Takbir, masing-masing 33 kali
Dzikir hingga Terlelap
Adab Ketika Bangun Tidur
Setelah tidur sebagai ibadah, bangun pun harus diawali dengan kesadaran penuh dan zikir:
1. Bangun dengan Berzikir
Hal pertama yang harus mengalir di hati dan lisan ketika bangun adalah mengingat Allah Ta'ala.
Doa Bangun Tidur:
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Artinya: "Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nyalah kami kembali (dibangkitkan)." (HR. Bukhari)
2. Bersiwak dan Bersuci
Dianjurkan untuk segera membersihkan mulut dengan siwak atau sikat gigi setelah bangun, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kemudian dilanjutkan dengan bersuci dan mempersiapkan diri untuk beribadah.
3. Qiyamul Lail
Imam Al-Ghazali sangat menekankan pentingnya berniat untuk bangun malam (qiyamul lail). Beliau berpesan:
وَاسْتَعِدَّ لِقِيَامِ اللَّيْلِ بِنِيَّةٍ صَادِقَةٍ
Artinya: "Dan bersiap-siaplah untuk bangun malam dengan niat yang jujur."
Bahkan, bagi yang sudah berniat untuk bangun malam namun tertidur hingga waktu Subuh, Allah Ta'ala tetap mencatat pahala baginya. Dua rakaat di tengah malam disebut beliau sebagai harta karun yang berharga mulia.
Dengan mengamalkan adab-adab tidur yang diajarkan dalam Kitab Bidayatul Hidayah, setiap Muslim dapat mengubah waktu istirahatnya menjadi rangkaian ibadah yang mendatangkan keberkahan, kesucian jiwa, dan kesiapan rohani untuk menghadapi hari esok, bahkan untuk menghadapi Hari Kebangkitan.
