![]() |
Teks Asli |
Yang tertulis digambar ini adalah untaian doa kepada Allah yang dirangkai dalam bait-bait yang indah di dalam kitab Al Barzanji. Biasanya dilantunkan sebagai pembuka acara berjanjenan. Keseluruhan syair tersebut berisi doa untuk Sang Nabi (Solawat), doa untuk sahabat nabi, doa untuk keturunan nabi, doa untuk masyayikh, untuk orang-orang tua kita, juga doa untuk kita dan semua orang Islam.
Layaknya doa hanyalah pantas dipanjatkan kepada Allah SWT, tidak ada yang lain. Karena tidak ada yang berhak kita sembah selain Allah SWT. Sempurna bait-bait tersebut. Indah tak terkira rangkaian kata-katanya. Ketika dilantunkan dengan suara yang merdu alangkah terdengar indah di telinga, membuat kita terlena dalam buaian irama.
Namun ketika bait-bait tersebut dimodifikasi (ditambahi) kalimatnya menjadi syair sebagaimana berikut :
يا رب رب صل على محمد يا رسول الله
يا رب رب صل عليه وسلم يا حبيب الله
Sekilas tidak terjadi kejanggalan di dalam maknanya ketika mencermati bait yang pertama. Tapi ketika kita coba cermati bait-bait sesudahnya mulai yang kedua sampai terakhir kita akan menemukan "isykal" di dalam maknanya. Sebagai contoh bait terakhir dalam gambar tersebut yang ketika ditambahi akan berbunyi sebagai berikut :
يارب رب واغفر لكل مذنب يا رسول الله
يارب رب لا تقطع رجانا يا حبيب الله
Yang berarti :
"Wahai Tuhanku, Tuhanku, Ampunilah setiap orang yang berbuat dosa, wahai Rasulallah"
"Wahai Tuhanku, Tuhanku, janganlah putuskan harapan kami, Wahai kekasih Allah"
Disini terjadi penyebutan "Wahai Tuhanku" di awal, kemudian "Wahai Rasulullah" dan "Wahai kekasih Allah" di akhir.
Dititik inilah kejanggalan terjadi, karena sebagaimana yang saya sampaikan diatas bahwa doa hanya dipanjatkan pada Allah SWT, tapi dalam bait yang dimodifikasi ini ada tambahan penyebutan kata "Rasulallah" dan "habiballah" di akhir bait yang membuat pemahamannya menjadi seolah-olah menjadi "Ya Tuhanku, Ya Rasulallah/ Ya Habiballah"
Bukankah ini seperti menegaskan bahwa yang di maksud رب (Tuhan) dalam syair tersebut adalah Rasulallah/Habiballah? Atau bisa jadi dipahami seperti menyamakan kedudukan Allah dengan Nabi Muhammad? Padahal sejatinya Allah itu Sang Pencipta dan Muhammad adalah Makhluk? Dan bahwa yang berhak mengampuni dosa hanya Allah semata, dan hanya kepada Allah-lah kita kita gantungkan harapan kita ?
حسبنا الله ونعم الوكيل
نعم المولى ونعم النصير
Mungkin saya berlebihan memaknai bait yang telah dimodifikasi ini, saya juga yakin maksud dari pengarang syairnya tidaklah seperti analisa saya di atas. Mungkin penyebutan lafadz Rasulallah, habiballah hanya tambahan untuk menyesuaikan iramanya dan tidak dalam satu kesatuan makna dengan bait aslinya.
Akan tetapi daripada syair hasil modifikasi ini dilantunkan dan kemudian menimbulkan kesalahpahaman sebagaimana yang saya pahami, akan lebih baik syair ini (yang hasil modifikasi) tidak dipakai. Jikapun ingin memakai irama ini, tambahan lafadznya yang benar adalah الله يا الله . Jadi kalau ditulis secara lengkap akan berbunyi seperti ini :
يا رب رب صل على محمد الله يا الله
يا رب رب صل عليه وسلم الله يا الله
يارب رب واغفر لكل مذنب الله يا الله
يارب رب لا تقطع رجانا الله يا الله
Yang berarti :
"Wahai Tuhanku, Tuhanku, Ampunilah setiap orang yang berbuat dosa, Allah Ya Allah"
"Wahai Tuhanku, Tuhanku, janganlah putuskan harapan kami, Allah Ya Allah"
Dengan demikian jadi jelas alamat kita berdoa kepada siapa, tidak menimbulkan salah pengertian dan salah pemahaman.
Namun jika tidak berkenan dengan ide ini, lebih baik memakai syair yang asli, orisinil, yang dijamin kebenarannya dan tidak menimbulkan salah persepsi.
يا رب صل على محمد
يا رب صل عليه وسلم
يارب واغفر لكل مذنب
يارب لا تقطع رجانا
Yang begini lebih aman, asli tanpa ditambah-tambahi.
Lagian buat apa nambah-nambahi jika justru malah menjadi salah arti.
Mari nikmati syairnya, kemerduan suaranya, tapi jangan lupa resapi maknanya.
Wassalaam....